Kota Cimahi adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak di antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Cimahi dahulu bagian dari Kabupaten Bandung, yang kemudian ditetapkan sebagai kota administratif pada tanggal 29 Januari 1976.
Pada tanggal 21 Juni 2001, Cimahi ditetapkan sebagai kota otonom.

Arsitektur Kolonial

Arsitektur Kolonial yang terdapat di Kota Cimahi merupakan gaya 'arsitektur transisi', arsitektur transisi biasanya berlangsung sangat singkat, sehingga sering terlupakan dalam catatan sejarah (arsitektur). Meskipun demikian bentuk arsitektur transisi yang berlangsung cukup singkat tersebut sangat menarik untuk dipelajari, karena arsitektur transisi pada hakekatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah perkembangan arsitektur secara keseluruhan. Bentuk arsitektur transisi yang dibahas kali ini adalah bentuk arsitektur di Hindia Belanda dari akhir abad 19 sampai awal abad ke 20. Dan yang menjadi obyek studi adalah arsitektur pada komplek militer Belanda di Jawa. Bentuk arsitektur ini sering lepas dari perhatian kita. Hal ini disebabkan karena dua hal. Yang pertama adalah minimnya dokumentasi waktu itu. Yang kedua dikarenakan waktunya sangat singkat sekali (antara 20 sampai 30 th).

Awal abad ke 20 merupakan puncak kekuasaan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia. Untuk menjawab tantangan modernisasi yang terjadi disemua bidang, maka pemerintah kolonial juga merasa perlu untuk modernisasi sarana phisik angkatan bersenjatanya. Salah satu sarana yang di modernisir tersebut adalah 'komplek militer' bagi para prajuridnya. Modernisasi tersebut terjadi pada komplek militer di Batavia serta kota-kota Garnizun yang besar seperti Bandung dan Tjimahi, Magelang, Malang dsb.nya. Pembangunan 'komplek militer' pada kota garnizun tersebut diharapkan menjadi prototype bagi pembangunan serupa pada kota garnizun dan komplek militer yang lebih kecil di seluruh Nusantara. Yang menarik bagi dunia arsitektur waktu itu adalah pembaharuan secara total model arsitektur yang sebelumnya mempunyai gaya "Indische Empire", mengalami perubahan dengan gaya arsitektur kolonial modern yang disesuaikan dengan iklim setempat. Kaum militer Belanda sadar betul akan iklim setempat, sehingga mereka ini menamakan kompleknya dengan istilah "tropenkampementen" (komplek militer daerah tropis). Di dalam organisasi militer Belanda masa lalu dikenal bagian yang dinamakan korp zeni bangunan. Bagian inilah dulu yang bertanggung jawab atas pembangunan komplek militer pada jaman kolonial.

Rumah Dinas Kolonel


Prototype Rumah Dinas Kolonel
Pada gambar disamping ini terlihat tampak dan denah prototype rumah dinas kolonel. Denahnya terbagi atas rumah induk dengan paviliun. Rumah Induk yang terdiri dari kamar-kamar mempunyai luasan 8.00 X 5.50 M. Adanya voorgalerij (teras depan) dan achtergalerij (teras belakang), serta ruang depan yang digunakan sebagai kamar kerja, masih mewarnai denahnya. Tampak depannya berbeda jika dibandingkan dengan tampak arsitektur gaya Indische Empire ( yang didominasi dengan barisan kolom-kolom depan yang bergaya doric, ionic atau corinthian). Tapi penataan ruang pada denah rumah utamanya tidak berbeda jauh dengan denahdenah bangunan pada abad ke 19. Ciri-ciri yang tidak ditinggalkan pada denahnya bisa ditengarai misalnya dengan kebiasaan membuat denah dengan bentuk simetri. Perhatian terhadap iklim tropis lembab seperti di Nusantara, tetap mendapat perhatian utama dalam desain-desain perumahan perwira. Hanya terdapat penyesuaian dengan kehidupan militer pada denahnya seperti banyaknya kamar-kamar di denah paviliunnya yang biasanya ditempati oleh prajurid pengawal, sesuai dengan standart pengamanan dalam dunia militer. Bentuk atap, menunjukkan ciri atap yang khas Eropa. Bentuk atap serta sistim pembukaan pada terasnya yang menggunakan pembukaan lengkung (vault), merupakan salah satu ciri tampak dari rumah seorang kolonel. Tampak rumah yang berbeda dalam sebuah komplek perumahan militer perlu untuk memberikan ciri khas, mana rumah kolonel, mana rumah kapten dan sebagainya. Mengingat hirarki pada dunia militer adalah sangat ketat.

Rumah Dinas Kapten


Prototype Rumah Dinas Kapten
Denah dan Tampak rumah tinggal Kapten dapat dilihat pada gambar disamping Luas denahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan rumah dinas seorang Kolonel. Demikian juga tampaknya jauh lebih sederhana. Hal ini sesuai dengan hirarki kepangkatan yang ada dalam dunia kemiliteran. Pada denah ruamah dinas Kapten tidak terdapat paviljiun. Denahnya hanya terdiri dari dua bagian yaitu rumah induk dan rumah belakang yang sebagian dipakai untuk keperluan service, seperti kamar mandi, dapur, kamar pembantu dsb.nya. Antara kedua massa bangunan ini dihubungan dengan galerij. Bentuk denah rumah tinggal pada abad ke 19 dan awal abad ke 20, kebanyakan memisahkan bagian service (kamar mandi, dapur, ruang jemuran, kamar pembantu dsb.nya) dengan bagian utama bangunan (kamar kerja, kamar tidur, ruang makan dsb.nya). Salah satu alasannya disebabkan karena daerah service (kamar mandi, dapur, cuci, dsb.nya) dianggap kotor ( lembab, kotor dan berbau). Itulah sebabnya perlu dijauhkan dengan aktifitas kehidupan santai sehari-hari seperti, ruang duduk, ruang makan dan ruang tidur. Pada rumah induknyapun tidak terlalu banyak teras. Meskipun masih ada teras depan (achter galerij) Teras atau galerij belakang, tapi teras belakang relatif sempit jika dibandingkan teras rumah seorang kolonel. Rumah tinggal seorang Kapten terdapat 4 buah kamar pembantu yang masing-masing berukuran 3.00x3.00 M. Sedangkan kamar keluarganya masing-masing berukuran 5.50x5.00 m.

Rumah Dinas Letnan


Prototype Rumah Dinas Letnan
Rumah dinas Letnan, yang merupakan hirarki terendah dalam jajaran perwira di ketentaraan, berupa rumah kopel. Atapnya berbentuk atap pelana dari bahan genting. Meskipun tidak seluas rumah untuk seorang Kolonel maupun Kapten , tapi rumah dinas seorang Letnan ini cukup memadai. Bagian service yang ada di belakang dan halaman samping yang cukup luas. Kamar tidurnya ada 2 buah dan sebuah kamar kerja. Type denahnya memang tidak serupa dengan denah-denah arsitektur gaya indische empire, yang didominir dengan beranda depan dan beranda belakang yang nyaman. Disamping rumah induknya terdapat halaman yang tidak terlalu luas. Denahnya berbentuk symetri. Terdapat pagar keliling yang membatasi rumahnya dengan bagian lain di dalam komplek militer. Tampak depannya menonjolkan gevel dengan atap pelana. Denah dan tampak rumah dinas Letnan merupakan bentuk arsitektur yang sama sekali tidak mengacu pada arsitektur "Indische Empire".

0 comments:

Post a Comment

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

  • Twitter feed loading
 
Follow @KotaCimahiOK

Meet The Author